I'tikaf Sesaat di Masjidil Haram & Nabawi
Admin

Admin

Unknown
Facebook
WhatsApp
Telegram
Email
Twitter
Print

الاعتكاف ولو ساعةً في المسجد الحرام

 I'tikaf di Masjidil-Haram walaupun sejenak
قال الإمام النووي : استحبّ جماعة من العلماء القراءة في المسجد، لكونه جامعًا للنظافة وشرف البقعَة ومحصّلًا لفضيلة أخرى وهي الاعتكاف؛ فإنّه ينبغي لكل جالس في المسجد أن ينوي الاعتكاف، سواء كثُر جلوسه أو قلّ، بل ينبغي له أول دخوله المسجد أن ينوي الاعتكاف، وهذا الأدب ينبغي أن يعتنى به ويُشاع ذكره وتعرفه الصّغار والعوامّ، فإنّه ممّا يُغفل عنه (التبيان في آداب حملة القرآن)
Imam An-Nawawiy berkata : "Banyak para Ulama mengatakan disunahkan untuk membaca Qur'an di masjid, karena ia mencakup sifat tempat yang bersih sekaligus tempat yang mulia, ditambah lagi mendapatkan fadhilah lainnya yaitu i'tikaf. Oleh karena itu sepatutnya bagi siapa saja yang duduk di masjid untuk meniatkan i'tikaf, baik ia duduk dalam waktu yang lama atau sejenak. Bahkan sepatutnya sejak awal seseorang memasuki masjid hendaknya ia meniatkan i'tikaf. Ini adalah adab yang sepatutnya diperhatikan dan disebarkan luas, hingga diketahui oleh anak-anak kecil dan orang-orang awam, karena ini termasuk hal yang banyak dilalaikan." (At-Tibyan fi Adab Hamalatil-Qur'an)
Oleh karena itu sepatutnya bagi kaum muslimin terutama yang "afaqiy" (orang yang datang dari jauh) hendaknya meniatkan i'tikaf tiap kali memasuki Masjidil-Haram dan Masjid Nabawiy karena itu adalah fadhilah ibadah yang ia tidak bisa dapatkan di negerinya. Dan meniatkan i'tikaf juga dijelaskan secara khusus oleh Imam An-Nawawiy dalam "Manasik" beliau :
يُستحبّ له أنْ ينويَ الاعتكافَ كُلما دخل المسجد الحرام، فإنّ الاعتكاف مُستحبّ لكلّ منْ دخل مسجدًا من المَساجد فكيف الظّنّ بالمسجد الحرام، فيقصد بقلبه حين يصير في المسجد أنه معتكف لله تعالى، سواء كان صائمًا أو لمْ يكنْ، فإنّ الصّوم ليس بشرط في الاعتكاف عندنا، ثم يستمرّ له الاعتكاف ما دام في المسجد، فإذا خرج زال اعتكافه، فإذا دخل مرّةً أخرى نوى الاعتكاف، وهذا كلما دخل. وهذا من المهمّات التي تُستحبّ المحافظة عليها والاعتناء بها
"Disunahkan untuk meniatkan i'tikaf setiap kali memasuki Masjidil-Haram, karena i'tikaf disunahkan bagi siapa saja setiap kali memasuki masjid mana saja, maka bagaimana kiranya dengan i'tikaf di Masjidil-Haram, yang ia niatkan dengan hatinya ketika ia sedang berada di masjid yang ia niat i'tikaf karena Allah Ta'ala. Dan hal ini (disunahkan i'tikaf) sama sama apakah ia dalam keadaan berpuasa atau tidak, karena sejatinya puasa bukanlah syarat i'tikaf menurut kami (Ulama Syafi'iyyah). Kemudian i'tikaf tsb terus berlanjut selama seseorang berada di dalam masjid. Jika ia keluar dari masjid maka selesai i'tikaf nya. Dan jika ia masuk masjid kembali maka silakan ia meniatkan i'tikaf lagi, dan demikianlah setiap kali seseorang memasuki masjid. Ini adalah merupakan perkara penting yang disunahkan untuk senantiasa dilakukan dan diperhatikan."
Naah, bagi yang ingin mendapatkan fadhilah umrah serta i'tikaf di Masjidil-Haram dan Masjid Nabawiy di bulan Ramadhan, tafaddhal masih tersedia seat  bersama Proin Travel
 Ust. Varian Ghani Hirma, BA
Scroll to Top
× Kami siap Membantu Available on SundayMondayTuesdayWednesdayThursdayFridaySaturday